Cara Menghitung Average Down Saham: Menjaga Keuntungan dan Mengurangi Risiko

Investasi saham dapat memberikan keuntungan yang besar bagi investor. Namun, seiring dengan peluang keuntungan yang tinggi, risiko juga menjadi lebih besar. Salah satu cara untuk mengurangi risiko dalam investasi saham adalah dengan melakukan average down. Artikel ini akan membahas cara menghitung average down saham dan bagaimana cara menggunakannya untuk menjaga keuntungan dan mengurangi risiko.


Apa itu Average Down Saham?

Average down saham adalah strategi yang digunakan oleh investor untuk mengurangi rata-rata harga beli saham yang sudah dimiliki. Strategi ini dilakukan dengan membeli saham tambahan pada harga yang lebih rendah dari harga beli awal. Dengan demikian, harga rata-rata beli saham akan turun.

Contohnya, seorang investor membeli 100 saham XYZ dengan harga Rp1.000 per saham. Namun, setelah beberapa waktu, harga saham tersebut turun menjadi Rp800 per saham. Jika investor memutuskan untuk melakukan average down, ia akan membeli 100 saham tambahan pada harga Rp800 per saham. Dengan demikian, harga rata-rata beli saham XYZ menjadi Rp900 per saham.

Manfaat dari Average Down Saham

Manfaat utama dari average down saham adalah mengurangi rata-rata harga beli saham dan meningkatkan keuntungan jangka panjang. Saat harga saham turun, banyak investor merasa khawatir dan cenderung menjual saham mereka dengan cepat. Namun, dengan menggunakan strategi average down, investor dapat memanfaatkan kesempatan untuk membeli saham dengan harga yang lebih murah.

🔥 Trending:  Harga Emas Hari Ini 17 Februari 2023: Global Meredup, Antam Belum Bergerak Banyak

Dalam jangka panjang, jika harga saham naik kembali, investor akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Selain itu, dengan mengurangi rata-rata harga beli saham, investor juga dapat mengurangi risiko dalam investasi saham. Hal ini karena jika harga saham terus turun, investor akan kehilangan lebih sedikit uang jika harga rata-rata beli saham lebih rendah.

Cara Menghitung Average Down Saham

Untuk menghitung average down saham, investor harus menghitung rata-rata harga beli saham yang sudah dimilikinya dan harga beli saham tambahan. Berikut adalah rumus untuk menghitung average down saham:

Average Down = (Total Investasi Awal + Total Investasi Tambahan) / (Jumlah Saham Awal + Jumlah Saham Tambahan)

Dalam rumus di atas, Total Investasi Awal adalah jumlah uang yang diinvestasikan untuk membeli saham awal, Total Investasi Tambahan adalah jumlah uang yang diinvestasikan untuk membeli saham tambahan, Jumlah Saham Awal adalah jumlah saham yang sudah dimiliki sebelum melakukan average down, dan Jumlah Saham Tambahan adalah jumlah saham yang dibeli pada harga yang lebih rendah.

Contohnya, seorang investor membeli 100 saham XYZ dengan harga Rp1.000 per saham. Kemudian, setelah beberapa waktu, harga saham tersebut turun menjadi Rp800 per saham. Investor memutuskan untuk melakukan average down dan membeli 100 saham tambahan pada harga Rp800 per saham. Berikut adalah cara menghitung average down saham:

Average Down = (Rp100.000 + Rp80.000) / (100 + 100) = Rp180.000 / 200 = Rp900 per saham

Dengan demikian, harga rata-rata beli saham XYZ menjadi Rp900 per saham setelah investor melakukan average down.

Kapan Harus Melakukan Average Down Saham?

Meskipun average down saham dapat membantu investor mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan jangka panjang, tidak semua situasi cocok untuk strategi ini. Berikut adalah beberapa situasi di mana investor sebaiknya melakukan average down saham:

  • Harga saham turun secara signifikan, namun kondisi perusahaan masih sehat.
  • Investor memiliki keyakinan yang kuat terhadap prospek jangka panjang perusahaan.
  • Investor memiliki dana yang cukup untuk melakukan average down dan tidak memperberat posisi finansialnya.
🔥 Trending:  Cara Menghitung Return on Investment dan Contohnya 2024

Namun, jika kondisi perusahaan sedang tidak sehat atau jika investor tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadap prospek jangka panjang perusahaan, melakukan average down dapat menjadi risiko yang lebih besar.

Kelemahan dari Average Down Saham

Meskipun dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan jangka panjang, melakukan average down saham juga memiliki kelemahan. Berikut adalah beberapa kelemahan dari average down saham:

  • Memerlukan dana yang cukup: Untuk melakukan average down saham, investor memerlukan dana yang cukup. Jika investor tidak memiliki dana yang cukup, melakukan average down dapat memperburuk posisi finansialnya.
  • Tidak selalu berhasil: Meskipun dilakukan dengan maksud yang baik, tidak selalu ada jaminan bahwa harga saham akan naik kembali setelah melakukan average down. Jika harga saham terus turun, investor akan mengalami kerugian yang lebih besar.
  • Menambah risiko: Meskipun dapat membantu mengurangi risiko jangka panjang, melakukan average down juga dapat menambah risiko dalam jangka pendek. Jika harga saham terus turun setelah melakukan average down, investor dapat kehilangan lebih banyak uang.

Pertanyaan Terkait Seputar “Cara Menghitung Average Down Saham”

1. Apa itu Average Down Saham?

Average down saham adalah strategi yang digunakan oleh investor untuk mengurangi rata-rata harga beli saham yang sudah dimiliki. Strategi ini dilakukan dengan membeli saham tambahan pada harga yang lebih rendah dari harga beli awal.

2. Apa manfaat dari average down saham?

Manfaat utama dari average down saham adalah dapat mengurangi rata-rata harga beli saham yang sudah dimiliki oleh investor. Dengan harga beli yang lebih rendah, investor dapat mengurangi risiko dan meningkatkan potensi keuntungan jangka panjang.

3. Kapan sebaiknya melakukan average down saham?

Investor sebaiknya melakukan average down saham jika harga saham turun secara signifikan, namun kondisi perusahaan masih sehat, investor memiliki keyakinan yang kuat terhadap prospek jangka panjang perusahaan, dan memiliki dana yang cukup untuk melakukan average down tanpa memperberat posisi finansialnya.

🔥 Trending:  Cara Menghitung Return on Investment dan Contohnya 2024

4. Apa kelemahan dari average down saham?

Kelemahan dari average down saham adalah memerlukan dana yang cukup, tidak selalu berhasil, dan dapat menambah risiko dalam jangka pendek jika harga saham terus turun setelah melakukan average down.

5. Apa contoh perhitungan average down saham?

Contoh perhitungan average down saham adalah sebagai berikut:

Harga beli awal: Rp1.000 per saham

Jumlah saham awal: 100 saham

Total pembelian awal: Rp100.000

Harga turun menjadi: Rp800 per saham

Jumlah saham tambahan: 100 saham

Total pembelian tambahan: Rp80.000

Average Down = (Rp100.000 + Rp80.000) / (100 + 100) = Rp180.000 / 200 = Rp900 per saham

Dengan demikian, harga rata-rata beli saham menjadi Rp900 per saham setelah investor melakukan average down.

* Ikuti Berita dan Info Menarik Lainnya di Google News