Saham BBRI Menembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencapai level tertingginya dalam sejarah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham BBRI naik 1,69% di posisi Rp 4.800/saham pada pagi ini, Rabu (13/1/2021).


Tim Riset CNBC Indonesia menilai, kenaikan harga saham BBRI ke level tertingginya ini terjadi Ditengah ekspetasi positif vaksinasi Covid-19 secara massal yang sudah dimulai pagi ini oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan jajarannya.

Baca Juga : Aplikasi Kasir Android

Euforia ini membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 10.12 WIB, melesat ke level 6.421 naik 0,35%, dan sempat ke level tertinggi 6.464.

Data BEI mencatat saham BBRI ditransaksikan mencapai Rp 286,78 miliar, dengan volume perdagangan 59,80 juta saham. Sepekan terakhir saham BBRI naik 14,29%, 3 bulan terakhir melesat 55% dengan kapitalisasi pasar Rp 590.83 triliun.

Saham BBRI pertama kali mencapai level tertinggi alias all time high pada 1 Februari 2019. Saat itu saham BRI naik 1,82% ke level Rp 3.920/saham.

Harga saham tersebut berada level tertinggi setelah memperhitungkan harga saham setelah dua kali pemecahan nilai saham (stock split).

BBRI pertama kali tercatat sebagai emiten di BEI, kala itu masih Bursa Efek Jakarta (BEJ), pada 10 November 2003. Pada saat penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) saham BRI dijual pada harga Rp 875/saham.

Per September 2020, BBri mencatatkan laba bersih konsolidasi mencapai Rp 14,12 triliun, turun 43% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 Rp 24,78 triliun.

Laba bersih secara individual Bank BRI pada periode 9 bulan hingga September 2020 itu mencapai Rp 14,05 triliun, juga turun 43,27% dari periode yang sama tahun lalu Rp 24,77 triliun.

🔥 Trending:  Listyo Sigit: Untuk Kedepannya Polantas Tidak Usah Menilang! Cukup Atur Lalu Lintas Saja

Di sisi lain, total penyaluran kredit bank pelat merah ini mencapai Rp 896,23 triliun, naik 2,14% dari sebelumnya, Desember 2019, yakni Rp 877,44 triliun.

Adapun dana pihak ketiga (DPK), terbagi atas giro mencapai Rp 229,18 triliun dari Desember 2019 yakni Rp 174,93 triliun, tabungan juga naik menjadi Rp 438,91 triliun dari sebelumnya Rp 41433 triliun, dan deposito naik menjadi Rp 463,83 triliun dari sebelumnya Rp 431,94 triliun.

Aset perusahaan mencapai Rp 1.447,85 triliun dari posisi Desember 2019 Rp 1.416,76 triliun.

Sumber: #artikelasli

* Ikuti Berita dan Info Menarik Lainnya di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *